I made this widget at MyFlashFetish.com.

Mengenai Saya

Foto saya
Seorang Pria berkebangsaan Indonesia, lahir pada hari Rabu,17 April 1991 di Sebuah rumah bersalin di kota Subang. tumbuh dan berkembang di kota kelahiran tercinta ini. saya adalah anak kedua dari dua bersaudara (bungsu). mengikuti pendidikan di: _sekolah dasar di SDN Dangdeur 2 Subang, _sekolah menengah pertama di SMPN 4 Subang, _Sekolah menengah atas di SMAN 1 Subang, _dan Sekarang melanjutkan ke perguruan tinggi Di Politeknik Negeri Bandung Jurusan Akuntansi, Program Studi Keuangan Perbankan Diploma III.

HIMAKAPS-KEMA POLBAN

HIMAKAPS-KEMA POLBAN
Himpunan Mahasiswa Keuangan Perbankan dan Keuangan Syariah Politeknik Negeri Bandung

Senin, 17 Oktober 2011

Pengrajin Sepatu Kulit Berkualitas dari Kota Nanas. "CHATS"

Agaknya masyarakat kabupaten Subang atau yang terkenal dengan sebutan "Kota Nanas" wajib berbangga atas prestasi yang dimiliki oleh putra daerahnya. bukan selebriti, pejabat, ataupun Pelantun Lagu, melainkan seorang ENTREPRENEUR (baca: wirausahawan) di bidang sepatu kulit. Tak lain dan tak bukan Bapak Chaerudin (49) warga Kampung Tenjolaut, Desa Jalupang, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang yang dulu pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik sepatu di Kota Bandung ini berhasil merintis Usaha Pembuatan Sepatu Kulit Rumahan yang diberi nama "CHATS" setalah beliau di PHK dari pekerjaannya tersebut padat tahun '97-'98 saat krisis moneter melumpuhkan perekonomian Indonesia. Menurut beliau, CHATS itu adalah kepanjangan dari "Chaerudin Asli Tenjolaut Subang". Wah..wah.. Bapak Chaerudin berusaha untuk tidak mengikuti pepatah kacang lupa pada kulitnya ternyata. Menurut beliau usaha sepatu tersebut pertama kali dirintis di tempat tinggalnya dahulu yaitu Kampung Tenjolaut, Kecamatan Cipeundeuy, Subang sebelum akhirnya beliau memutuskan untuk pindah ke kediamannya sekarang sekaligus showroom dan rumah produksi di Jalan D.I. Panjaitan No. 81 Subang. Kastemer-kastemer di kampung asalnya adalah tetangga, sahabat, dan teman-teman pak Chaerudin yang mengenal betul sosok beliau yang ulet, tekun, dan perfeksionis dalam memproduksi sepatu. Jadi, tak salah jika pak Chaerudin tidak malu-malu memasukan kampung kediamannya dahulu dalam akronim CHATS. Ck..ck..ck... salut untuk anda pak!


Bicara soal kualitas sepatu buatan tangan kreatif pak Chaerudin dkk... jangan sampai salah mengambil penilaian... seperti yang sudah saya bilang diatas, rakyat subang wajib berbangga atas prestasi putra daerahnya sebagai seorang artesanos sepatu kulit yang diakui kualitasnya oleh masyarakat luas. Ini dibuktikan dengan diberikannya penghargaan sidhakarya dari Gubernur Jawa Barat, Bapak Danny Setiawan dan setelah itu dinominasikan untuk mendapat penghargaan paramakarya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitaran tahun 2007. Seperti kita ketahui bersama, untuk mendapatkan penghargaan-penghargaan sekelas itu harus melalui seleksi yang ketat dan harus bersaing dengan nominator-nominator UMKM dari seluruh Indonesia. Beranjak dari situ, penulis menilai bahwa Sepatu Kulit Chats bukanlah produk asal-asalan meskipun dari kota kecil yang masih berkembang. Karena untuk menghasilkan sesuatu yang sempurna, pak Chaerudin sadar betul diperlukan pula langkah-langkah yang sempurna. mulai dari pemilihan material sepatu hingga proses finishing dilakukan dengan sentuhan tangan yang perfeksionis, teliti, dan hati-hati. material kulit yang digunakan adalah kulit sapi bagian luar. berbeda dengan kulit sapi bagian dalam (Kulit Split) secara kualitas kulit luar lebih bagus dari pada kulit split. Mengenai jenis-jenis kulit luar yang digunakan untuk bahan produksi, seperti jenis LAK, Full Grain, Nappa, Milling, suede, dll, pak chaerudin menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan kastemer. Apalagi sekarang kastemer bisa mendesain sendiri model sepatu kulit yang diinginkan. Sehingga bisa lebih menyesuaikan dengan selera dan finansial tentunya. model yang sering dibuat oleh pak chaerudin antara lain, model pantofel, caterpillar, army, bikers, dll. selain sepatu-sepatu kulit yang gagah, pak chaerudin juga menyediakan sandal, sepatu-sandal dan alamak... ada sepatu sepak bola juga. ternyata selain untuk formal dan gaya, bahan dari kulit juga bagus untuk sepatu olah raga sepak bola. menurut pak chaerudin, bahan kulit yang kuat dan lentur membuatnya nyaman di pakai dan awet. sekali lagi, mari berdecak, ck...ck...ck...


Setelah kualitas, mari kita bicara tentang servis dan Pelayanan. penulis ingin sedikit bercerita tentang pengalaman penulis yang pernah menikmati dan melihat pelayananan Chats. Suatu hari dibulan februari 2011 penulis berniat membeli sepatu futsal. Karena saat itu terlihat hujan akan turun, penulis pun meminta ayah untuk mengantar menggunakan mobil. Ayah penulis yang lumayan tahu betul tempat sepatu-sepatu olah raga di kota Subang hendak mengantar ke toko sepatu olah raga langganannya. Namun setibanya disana toko tersebut tutup. ayah diam sejenak sambil mengingat toko-toko lain yang sekiranya buka. Lalu ayah penulis berkata "kita coba ke 'Chats' aja yuk!". Penulis sedikit kaget sambil menjawab "lho, chats itu kan toko dekat rumah kita yang cuma jual sepatu pantofel kulit, emang ada?". "kita liat aja..." jawab ayah santai sembari mengemudikan mobilnya. sebenarnya penulis kurang begitu setuju dengan usul ayah. Karena penulis pikir, kalo pun ada, kualitasnya pasti tidak terjamin karena mereka bukan spesialis di bidang sepatu olahraga. Ya, mau tak mau penulis ikuti dulu  saja saran ayah. Setibanya disana, penulis benar-benar kecewa dengan model yang terbilang sangat sederhana dari sepatu futsal kulit yang di pajang disana. Penulis tanya kepada pramuniaga disana apakah ada model lain, mereka menjawab sambil tersenyum ramah, "nggak ada kang. kita baru bikin segitu buat sampel". yaah, padahal penulis mengincar model baru yang sedang trend dari sebuah pabrikan sepatu. "tapi kalau mau pesen sesuai selera sendiri bisa kok kang, waktunya kira-kira 2-3 minggu sejak di serahkan desain" tambah pramuniaga tersebut. Penulis hanya bisa melamun karena tidak menemukan yang penulis inginkan. saat sedang melamun, ayah menegur, "kamu pilih-pilih dulu aja, ayah kerumah dulu sebentar ngambil sesuatu". Penulis mengiyakan sambil menggerutu. saat sedang termenung penulis disapa oleh seorang lelaki sebaya ayah dengan pakaian santai "sepatu futsal dari kulit itu bagus lho de. lentur, udah gitu awet", sapanya. penulis hanya mengiyakan saja, karena percaya tidak percaya juga. tak lama kemudian, ayah datang membawa sepatu kantor miliknya dan diberikannya sepatu tersebut kepada pria sebaya ayah tadi. sebelum penulis sempat bertanya, ayah bertanya duluan "udah ada yang cocok? tuh, yang itu bagus juga tuh." tanya beliau sembari menunjuk sepatu futsal hitam dengan polet garis putih. Penulis hanya berangguk-angguk sambil mengambil sepatu tersebut kemudian mencobanya. Penulis tidak enak jika menolak permintaan ayah, dan hey.... setelah sepatu tersebut masuk ke kaki penulis, ternyata nyaman juga lho.penulis coba berlari ditempat dan berjalan kesana kemari, benar-benar pas ringan, dan nyaman walau tidak berkaos kaki. "gimana, nyaman di pakai ga?" tanya ayah. penulis menjawab "Nyaman sih, tapi sayang modelnya cuma yang ini aja". "Segitu juga bagus kok. keliatan modist walopun simpel modelnya. udah ambil itu aja. kalo nanti kerasa bagus pas dipake, kamu kan bisa pesen lagi pake model sendiri" terang ayah. singkat cerita setelah beradu argumen dengan ayah, yasudahlah akhirnya penulis ambil itu sepatu. ketika di kasir bapak yang tadi menerima sepatu dari ayah, memberikan sepatu yang terlihat baru namun tidak diberi kardus seperti yang penulis beli. penulis tidak mau banyak tanya karena masih kesal dengan keputusan ayah. saat di mobil penulis menyesalkan sikap ayah yang memilihkan sepatu sederhana bagi penulis dan malah membeli sepatu baru. namun, ayah membantahnya "Lho, ini sepatu yang ayah beli 3 tahun lalu di situ kok. cuma barusan ayah sengaja bawa dari rumah untuk diperbaiki disitu juga. diganti sol dalamnya, alas dasarnya (baca: hak), sama di semir ulang. abis kata pak chaer pas ayah ngelaporin  sepatu ayah yang warna itemnya mulai pudar beliau bilang bisa di semir ulang. eh,ternyata sol dalam sama alas dasarnya ikut diganti juga. alhamdulilahnya semuanya gratis lho.". Penulis sedikit tidak percaya dengan ucapan ayah yang mengatakan itu semua gratis, logikanya itu semua membutuhkan biaya. maklum penulis sudah terlanjur punya otak ekonomi yang sering nemu kasus-kasus serupa di kampus. akhirnya penulis percaya karena ayah nampak tidak main-main sampai sempat bersumpah. dipikiran penulis, semuanya terdengar mustahil. Karena kalau ngesol saja biayanya bisa sampai 10 ribu rupiah. Lha, ini... lalu bagaimana dengan nasibnya sepatu futsal yang penulis beli disana. Wooowww... Absolutely i'd like it very much!! Meskipun modelnya yang sederhana, namun itu ter-backup oleh kenyamanan dan kelenturan saat digunakan. Sehingga penulis bisa meniru manuver pemain-pemain sekelas Lionel Messi dkk (he..he..he.. ^^ v). benar-benar tidak lecet saat menggunakannya. disamping itu, dengan harga Rp 150ribu yang penulis keluarkan untuk membeli sepatu tersebut di bulan februari. Benar-benar belum pernah dilakukan perbaikan hingga sekarang. Tapi, tentunya penulis tidak khawatir jika suatu saat terjadi kerusakan, karena sudah ada jaminan garansi seumur hidup dari pak Chaerudin. ck..ck..ck..decak lagi deh buat Chats.


Meskipun Begitu, ternyata seperti pada pelaku UMKM pada umumnya, Chats memiliki keterbatasan modal dan sistem pemasaran yang masih sangat sederhana. Paadahal jika dikembangkan lebih lanjut, dan dilihat dari peminat yang sudah meng-Indonesia, produk ini bisa menjadi industri andalan dalam negeri dan menjadi penyokong perekonomian Indonesia. Terlebih beberapa waktu yang lalu, raja Selangor juga memberikan penghargaan atas produk Chats ini. Penulis rasa, diperlukan perhatian ekstra dari pemerintah dalam membina Chats dan pelaku UMKM lainnya. Agar harapan kedepannya, industri-industri seperti ini bisa menjadi solusi bagi lapangan pekerjaan untuk masyarakat.


Sukses selalu untuk Pak Chaerudin dkk! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar